Anda Pengunjung ke-

Keutamaan Wanita Shalehah

Keutamaan Wanita Shalehah
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. Nabi saw. berkata: “Ada empat perkara yang barangsiapa telah diberinya, berarti ia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu: hati yang syukur, lidah yang selalu berdzikir, badan yang sabar dari cobaan, dan istri yang tidak menuntutnya (suami) berbuat dosa (zalim) bagi dirinya maupun hartanya”. (H.R. Thabrani).
            Sahabat Muslimah, dari hadis tersebut kita dapat mengetahui bahwa seorang wanita menjadi salah satu dari empat hal yang barangsiapa telah diberinya, berarti ia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat. Empat hal itu di antaranya:
1.      Hati yang syukur
Hati yang selalu dipenuhi rasa syukur kepada Allah swt. akan senantiasa diberi ketenangan. Ketika kita mendapat rezeki, maka hal pertama yang haru kita lakukan adalah bersyukur. Karena rezeki yang kita peroleh adalah adalah pemberian dari Allah swt. Namun, tidak lupa pula saat kita memperoleh rezeki tersebut, kita pun mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah menjadi perantara turunnya rezeki tersebut.

Keutamaan Wanita Shalehah


                  Rezeki itu bukan hanya berbentuk harta, namun bisa dalam bentuk lain seperti rezeki memiliki anak yang shalih, hadiah dari teman, perhatian dari saudara kita, dan rezeki lain yang merupakan kenikmatan yang kita rasakan. Semua itu harus selalu kita syukuri. Terkadang, saat kita mendapat kebahagiaan kita justru lupa untuk bersyukur pada Allah swt. yang memberi kita bahagia. Sebaliknya, saat kita mendapat lesedihan baru teringat dan minta pertolongan-Nya.
            Saat bahagia kita bersyukur dan saat mendapat kesedian kita bersabar. Itulah amalan terbaik manusia. “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu hanya dimiliki orang yang beriman. Jika dia memperoleh nikmat, dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik baginya”. (HR. Muslim)
            Antara syukur dan sabar ini ibarat atap dan lantai. Ketika kita memperoleh rezeki atau kebahagiaan, hati kita merasa senang namun ada atap yang menjadi pembatas. Artinya saat bahagia dan mendapat rezeki ingatlah untuk tidak melampaui batas hingga kita menjadi sombong. Di sana ada syukur yang harus kita ucap pada Sang Pemberi Rezeki. Begitu pula saat kita mendapatkan musibah, hati ini merasa begitu sangat sedih dan terjatuh namun ada lantai yang menjadi batas. Maksudnya bahwa saat kita mendapat musibah, ingatlah untuk tidak larut dalam kesedihan karena itu hanya akan membuat diri ini lupa bahwa ada Allah Yang Maha Penolong. Di sinilah kita memerlukan kesabaran dalam menghadapi setiap musibah.
2.      Lidah yang selalu berdzikir
Tak ada sedikit pun waktu yang terlewat bagi seorang mukmin untuk senantiasa berdzikir. Lidahnya selalu basah oleh dzikir yang dilantunkan. Berdzikir itu artinya kita selalu mengingat Allah swt. di mana pun, kapan pun, dan saat melakukan aktivitas apapun. Rasulullah saw. pun telah memberikan teladannya untuk selalu berdzikir (hadist).
Alangkah indahnya jika lidah  dan hati ini selalu berdzikir. Saat melihat hal yang membuat hati ini bahagia kita berdzikir dan saat hati dirundung kesedian pun lidah ini tak pernah terhenti untuk berdzikir. Itulah amalan umat Islam yang akan menjadi karakter karena sudah terbiasa melakukannya.
Berbeda halnya saat ada orang yang sudah terbiasa mengeluarkan kata-kata kasar ataupun kotor. Setiap apapun hal yang terjadi padanya maka yang terucap dari lidahnya hanyalah kata-kata tersebut. Itu pun menjadi karakter yang menempel padanya. Bahkan saat terjatuh sekalipun, orang yang lidahnya selalu berdzikir maka yang terucap secara spontan adalah dzikir mengingat Allah. Sebaliknya, orang yang terbiasa mengucapkan kata-kata kasar maka yang terucap spontan dari lidahnya saat terjatuh adalah kata-kata itu.
Tatkala kita melihat ciptaan Allah yang begitu indah maka kita teringat pada Allah yang telah menciptakan keindahan itu. Misalnya saat kita berjalan-jalan di tepi pantai, kita memandang lautan yang menghamar luas, maka secara spontan lidah ini berdzikir atas keagungan Allah tersebut. Begitu pula saat mendapati sebuah keburukan kita pun beristighfar dan memohon ampunan serta pertolongan Allah.
3.      Badan yang sabar dari cobaan
Diri ini hanyalah milik Allah swt. seluruh anggota badan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya milik Allah Sang Maha Pencipta. Begitu pula saat salah satu anggota badan kita sakit dan terkena musibah maka kita harus bersabar dan memohon pertolongan hanya pada Allah swt.
Orang yang mampu bersabar atas setian cobaan yang ia hadapi maka akan ia peroleh ketenangan hati. Ia tak pernah gundah akan cobaan tersebut karena ia yakin ada Allah swt. yang mampu menolongnya. Mintalah pertolongan hanya kepada Allah swt yang menguasai diri ini. Saat badan kita sakit dan tak berdaya, berdoalah pada Allah yang maha menyembuhkan. Namun kita pun tetap berikhtiar mengobati sakit itu dengan berobat ke dokter dan meminum obat. Setelah berikhtiar maka bersabar dan berdoalah pada Allah swt. sebab jiwa ini ada dalam genggaman-Nya.
4.      Istri yang tidak menuntutnya (suami) berbuat dosa (zalim) bagi dirinya maupun hartanya
Seorang istri akan menjadi penentram hati suaminya tatkala ia mampu menjalankan perannya dengan baik. Seorang istri yang baik itu tidak akan menuntut suaminya untuk berbuat dosa baik itu bagi dirinya maupun hartanya. Seorang istri harus mampu menjaga dirinya, suaminya, juga harta dan anak-anaknya.
Seandainya seorang istri menuntut suaminya untuk berbuat zalim, maka sama halnya dengan ia mengajak suaminya untuk terjun ke dalam panasnya api neraka. Tentu bukan itu yang kita harapkan dalam sebuah rumah tangga. Jadikan ruma kita sebagai sebuah surga yang indah. Antara suami dan istri selalu bersama-sama mengajak dalam kebaikan. Rumah tangga bak istana yang dihiasi keindahan saat keduanya saling bersinergi untuk menempuh jalan menuju surga.
Sahabat Muslimah, semoga kita dapat menjadi wanita shalihah yang hatinya selalu terpaut pada Sang Pemilik Hati. Ia senantiasa terjaga dan terlindungi dari hal-hal negatif yang dapat mengotori hatinya. Sebab, orientasi kita bukan hanya dunia yang fana ini, namun jauh hingga ke surga yang abadi.

Dari Abu Umamah r.a., dari Nabi saw. bersabda: “Tidak ada sesuatu yang menguntungkan seorang mu’min setelah taqwa kepada Allah, yang lebih baik baginya daripada seorang istri yang shalihah, yang apabila suami menyuruhnya, ia mematuhinya, apabila suami memandangnya ia menyenangkannya, apabila suami bersumpah, ia menunaikannya, dan apabila suami pergi darinya maka ia memelihara diri dan harta suaminya”. (H.R. Ibnu Majah)

            Betapa beruntungnya seorang mukmin yang memiliki istri shalihah. Hari-harinya senantiasa diliputi kebahagiaan. Seorang istri yang mampu menjaga diri dan kehormatannya. Semuanya ia lakukan sebagai bentuk ketaan kepada suaminya dan Allah swt. Setelah bertaqwa kepada Allah, maka istri yang shalihah menjadi seseorang yang berarti. Segala keindahan dan kebaikan ada padanya.

Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang diberi rizqi oleh Allah istri yang shalihah, sungguh Allah telah menolongnya atas setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah agama yang lain”. (H.R. Tirmidzi)

Istri yang shalihah juga merupakan rizqi yang diberikan Allah bagi orang mukmin. Hal ini patut kita syukuri dan menjadi pengingat bagi diri kita. Sudahkah kita menjadi seorang wanita shalihah yang menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya?

Telah bersabda Rasulullah saw.: “Empat perkara yang merupakan kebahagiaan seseorang yaitu: istri yang shalihah, anak-anak yang berbakti, teman-teman yang shalih, dan mempunyai kasab (usaha) di negerinya sendiri”. (H.R. Dailami)
           

           

0 Response to "Keutamaan Wanita Shalehah"

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel