Inilah Rahasia Mengapa Aku Menulis
Semua bermula dari sebuah mimpi sederhana yang semakin lama mimpi tersebut semakin kuat menggelora dalam hati dan pikiran. Menghujam hingga ke bumi, menggetarkan atmosfer kehidupanku.
Menjadi seorang penulis bukan hanya sekedar keinginan namun lebih dari itu, menjadi karakter yang tertanam dalam jiwa. Sehingga kemana pun kaki melangkah, dimana pun jiwa berlabuh, aku tetaplah seorang penulis. Pena menjadi temanku, kata-kata menjadi kekuatanku, dan seisi langit dan bumi menjadi inspirasiku.
Ketika aku memutuskan untuk menjadi seorang penulis, maka menjadi sebuah tanggung jawab bagiku menuliskan kebaikan yang bermanfaat bagi banyak orang. Bukan sekedar kata namun makna yang terkandung dalam setiap tulisanku semoga menjadi inspirasi yang mampu menghiasi hati.
Saat aku menulis, aku ingin tetap berada di jalan kebenaran. Apapun hambatan dan rintangan yang kuhadapi akan kulalui dengan penuh keikhlasan. Tetaplah jujur wahai diriku, karena Allah Maha Mengetahui setiap isi hati. Ia menuliskan segala yang berada dalam hati dan pikiran. Karena itu, aku pun ingin menuliskan semua mimpi dan menuangkannya menjadi sebuah langkah pasti untuk menggapainya.
Jika lisan tak mampu berucap maka tulisan mampu menjelma menjadi bagian dari diriku. Kata-kata yang terucap mungkin hanya sekejap terdengar, namun sebuah tulisan akan selalu ada dan dikenang. Bahkan ketika jasadku sudah tak ada lagi di muka bumi ini, kuharap tulisanku mampu bertahan hingga akhir masa. Menjadi sejarah yang akan terus dikenang, bermanfaat bagi kehidupan, mampu mengubah dunia, dan menjadi amal terbaikku.
Aku ingin melihat semua orang tersenyum bangga dengan karya-karyaku. Dapat membahagian kedua orangtua, suami, anak-anakku, serta semua orang yang kucintai karena Allah. Aku ingin hidupku berarti bagi mereka. Aku ingin mempersembahkan segenap cintaku. Karena itulah saat ini aku menulis. Kuharap bisa menjadi awal dan akhir yang indah untuk hidupku.
Menulis memang bukan sesuatu yang mudah, jika ada rasa tak suka di dalam hati walau setitik tinta. Karena itu, tumbuhkan rasa cinta pada menulis. Jadikan menulis itu suatu kebutuhan bukan paksaan. Suatu kebahagiaan bukan kesengsaraan. Suatu manfaat bukan masalah. Suatu cinta bukan dusta.
Kuikhlaskan hatiku untuk menjadi seorang penulis dengan penuh kesungguhan. Segala mimpi dan harapan kugenggam bersama angan yang membawaku ke satu muara, cinta-Nya. Kuizinkan diri ini untuk bergerak mengejar mimpi untuk menjadi penulis hebat sepanjang masa.
Kuniatkan segalanya untuk beribadah pada-Nya. Setiap kata yang tertuang semata hanya untuk meraih ridho-Nya. Sebab kutahu hidup ini hanya sementara, ada tempat yang lebih indah di sana, di surga-Nya. Maka untuk sampai ke sana, dibutuhkan usaha yang lebih dari biasa. Jika dengan menulis dapat menjadi jalan untuk sampai di sana, maka akan kulakukan yang terbaik untuk-Nya. Dengan memohon ampunan atas segala khilaf dari setiap kata yang mengalir, aku berserah pada-Mu Ya Rabb...
27 Februari 2016
(Dalam Naungan Cinta-Nya)
Menjadi seorang penulis bukan hanya sekedar keinginan namun lebih dari itu, menjadi karakter yang tertanam dalam jiwa. Sehingga kemana pun kaki melangkah, dimana pun jiwa berlabuh, aku tetaplah seorang penulis. Pena menjadi temanku, kata-kata menjadi kekuatanku, dan seisi langit dan bumi menjadi inspirasiku.
Ketika aku memutuskan untuk menjadi seorang penulis, maka menjadi sebuah tanggung jawab bagiku menuliskan kebaikan yang bermanfaat bagi banyak orang. Bukan sekedar kata namun makna yang terkandung dalam setiap tulisanku semoga menjadi inspirasi yang mampu menghiasi hati.
Saat aku menulis, aku ingin tetap berada di jalan kebenaran. Apapun hambatan dan rintangan yang kuhadapi akan kulalui dengan penuh keikhlasan. Tetaplah jujur wahai diriku, karena Allah Maha Mengetahui setiap isi hati. Ia menuliskan segala yang berada dalam hati dan pikiran. Karena itu, aku pun ingin menuliskan semua mimpi dan menuangkannya menjadi sebuah langkah pasti untuk menggapainya.
Jika lisan tak mampu berucap maka tulisan mampu menjelma menjadi bagian dari diriku. Kata-kata yang terucap mungkin hanya sekejap terdengar, namun sebuah tulisan akan selalu ada dan dikenang. Bahkan ketika jasadku sudah tak ada lagi di muka bumi ini, kuharap tulisanku mampu bertahan hingga akhir masa. Menjadi sejarah yang akan terus dikenang, bermanfaat bagi kehidupan, mampu mengubah dunia, dan menjadi amal terbaikku.
Aku ingin melihat semua orang tersenyum bangga dengan karya-karyaku. Dapat membahagian kedua orangtua, suami, anak-anakku, serta semua orang yang kucintai karena Allah. Aku ingin hidupku berarti bagi mereka. Aku ingin mempersembahkan segenap cintaku. Karena itulah saat ini aku menulis. Kuharap bisa menjadi awal dan akhir yang indah untuk hidupku.
Menulis memang bukan sesuatu yang mudah, jika ada rasa tak suka di dalam hati walau setitik tinta. Karena itu, tumbuhkan rasa cinta pada menulis. Jadikan menulis itu suatu kebutuhan bukan paksaan. Suatu kebahagiaan bukan kesengsaraan. Suatu manfaat bukan masalah. Suatu cinta bukan dusta.
Kuikhlaskan hatiku untuk menjadi seorang penulis dengan penuh kesungguhan. Segala mimpi dan harapan kugenggam bersama angan yang membawaku ke satu muara, cinta-Nya. Kuizinkan diri ini untuk bergerak mengejar mimpi untuk menjadi penulis hebat sepanjang masa.
Kuniatkan segalanya untuk beribadah pada-Nya. Setiap kata yang tertuang semata hanya untuk meraih ridho-Nya. Sebab kutahu hidup ini hanya sementara, ada tempat yang lebih indah di sana, di surga-Nya. Maka untuk sampai ke sana, dibutuhkan usaha yang lebih dari biasa. Jika dengan menulis dapat menjadi jalan untuk sampai di sana, maka akan kulakukan yang terbaik untuk-Nya. Dengan memohon ampunan atas segala khilaf dari setiap kata yang mengalir, aku berserah pada-Mu Ya Rabb...
27 Februari 2016
(Dalam Naungan Cinta-Nya)
0 Response to "Inilah Rahasia Mengapa Aku Menulis"
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya...