Anda Pengunjung ke-

Nantikan Bunda di Surga ya, Nak

Tepat hari jumat yang lalu rasa khawatir itu bermula. Ketika kabar yang tak pernah kuharapkan datang mengusik hati. Awalnya kukira baik-baik saja setelah masa trimester pertama akan berakhir. Meski kulewati dengan kondisi yang kurang fit karena mual muntah setiap hari. Kupikir itu memang fase biasa yang harus dilalui oleh setiap ibu di awal kehamilannya.

Saat fase itu hampir akan kulewati, aku mulai khawatir karena ada flek darah yang muncul. Aku sempat lemas saat itu, sebab yang kutahu bahwa paada saat hamil tidak akan haid kecuali ada gejala lain. Dengan gemetar kukabarkan pada suamiku yang juga merasa khawatir. Akhirnya kami langsung memutuskan untuk memeriksanya ke dokter kandungan.

"Ibu, yang sabar ya, janin ibu tidak berkembang dan harus di-curretage," ucap dokter membuatku semakin pilu. Mataku mulai berkaca-kaca, namun kucoba tahan untuk tidak menitikkan air mata. Kutatap wajah suamiku yang sedang menggendong anak pertama kami. Ia pun coba menabahkan hati.

Saat ke luar dari ruangan dokter, tak terasa air mataku mulai menetes. Suamiku pun memeluk pundakku, menguatkan. Sepanjang perjalanan pulang malam itu, hatiku terasa pilu. Tak pernah kurasakan sebelumnya sakit yang begitu dalam saat seseorang yang diharapkan hadir menghiasi hari-hariku kini telah tiada. Bahkan ia pergi saat masih berada di dalam rahimku.

Ada sesal yang begitu mendalam, ada luka yang menyesakkan dada, ada sedih yang memilukan hati. Semua menjadi satu dalam duka yang tak mudah berlalu. Ingjn rasanya aku memutar waktu, kan kujaga sebaik-baiknya janinku, akan kulakukan apapun agar ia bisa berkembang sehat, hingga tiba masa dapat menikmati kehidupan dunia. Namun, kusadar aku tak bisa melakukan apapun...

Dalam sedih yang tak kunjung padam, suamiku setia berada di sampingku menguatkan, menabahkan, dan meyakinkan. Bahwa semua terjadi atas kuasa Allah swt. Dia yang Maha mengatur segalanya. Semua pasti ada hikmahnya, termasuk atas apa yang terjadi dalam hidupku saat ini. Agar aku semakin bisa bersabar dan bersyukur atas semua ketetapan-Nya.

Walau kutahu ia pun merasa sedih, namun ia mampu menenangkan hatiku. Kutatap satu per satu  wajah suamiku dan putra pertama kami. Ya, masih ada kalian yang kusayang, akan kujaga sepenuh hatiku. Kini, aku pun semakin yakin bahwa seindah apapun rencana kita, jauh lebih indah rencana Allah untuk kita.

Bismillah...meski awalnya aku sulit menuliskan kisah ini, tapi ini akan menjadi awal aku memulai hari baru. Bersama suamiku, putra pertamaku, dan orang-orang yang kusayang.

Terakhir, aku ingin mengucapkan, "Selamat jalan anakku sayang, nantikan bunda di surga-Nya ya..."

#SarapanKataKMO13
#1000PenulisMuda
#DeskaTheMompreneur



0 Response to "Nantikan Bunda di Surga ya, Nak"

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel