Anda Pengunjung ke-

Shalat di Masjid

RAKA DAN RAI

Shalat di Masjid

            Adzan Maghrib berkumandang. Saat itu Raka dan Rai yang sedang asyik bermain langsung berhenti dan mendengarkan suara panggilan untuk shalat itu. Mereka sangat senang mendengar lantunan suar adzan. Meskipun tidak mengerti artinya, namun mereka faham bahwa adzan itu adalah panggilan untuk shalat bagi seluruh umat muslim di dunia.
            Setelah adzan selesai, barulah mereka bergegas mengambil air wudhu. Namun, saat hendak shalat, mereka melihat ayah yang telah rapi dengan sarung, baju taqwa dan kopiahnya.
            “Anak-anak, sekarang ayah mau ajak kalian shalat Maghrib di Masjid, mau ikut?!” tanya ayah membuat Raka dan Rai gembira karena bisa shalat Maghrib di Masjid.
            “Mau…! Tapi kita siap-siap dulu ya, bawa alat shalatnya,” ucap Raka.
            “Ya sudah, ayah tunggu di depan rumah ya, tapi jangan lama, supaya kita bisa ikut shalat berjamaah di Masjid,” ucap ayah.
            Bergegas Raka dan Rai berlari mengambil alat shalat mereka. Dengan rapi, dipasangkannya kopiah di atas kepala mereka. Dan sebelum berangkat ke Masjid, tak lupa mereka berpamitan dan mengucapkan salam pada ibu.
            Di Masjid samping rumah mereka, orang-orang sudah berbaris dalam barisannya. Sementara itu, ayah dan anak-anaknya menempati barisan ke lima.
            “Ayah, aku ingin baerbaris di barisan paling depan ya? Supaya bisa mendengar bacaan imamnya lebih jelas!” pinta Rai setengah merengek. Namun, ayah tak memenuhi keinginan Rai karena barisan paling depan sudah terisi penuh.
            “Lain kali saja ya Nak, barisannya sudah penuh. Di sini juga pasti terdengar suara imamnya karena pakai pengeras suara!” ayah mengingatkan dengan bijak.
            Karena keinginannya tak terpenuhi, Rai cemberut, wajahnya ditekukkan ke bawah. Ada air mata yang hampir menetes di pipi mungilnya.
            “Sini Nak, kamu bisa ke depan. Karena tubuhmu kecil, jadi masih cukup untuk shalat di barisan paling depan,” ucap seorang Bapak setengah baya. Mendengar ucapan bapak yang baik hati itu, Rai merasa senang. Segera ia menghapus air matanya.
            Namun, sebelum ke depan, ia melihat dulu ke wajah ayahnya untuk meminta izin. Ayah mangangguk sambil tersenyum dan membolehkan Rai shalat di sana.
            “Terima kasih ayah, Rai ngga akan ribut kok, Rai mau shalat dengan baik!” janji Rai.
            Akhirnya, setelah terdengar suara iqomah, shalat Maghrib pun dimulai. Raka, Rai dan seluruh jamaah di Masjid itu mengikuti setiap gerakan shalat imam dengan khusyuk.
            Ada ketenangan dan kesejukan saat mendengar ayat-ayat Al-Qoran dilantunkan dengan begitu indah. Raka dan Rai sangat bersyukur bisa mendengarkan dan mengikuti bacaan shalat itu.
            Usai shalat, mereka berdoa sambil menengadahkan tangan. Ada senyum yang begitu indah terlukis di wajah polos kedua anak tersebut. Mereka senang karena kewajiban shalat bagi orang muslim telah terpenuhi, yaitu salah satunya kewajiban shalat lima waktu.

            Baca Kompilasi Cerita Anak lainnya ...
(Deska Pratiwi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel