Belajar dari Hujan
16 February 2015
Edit
RAKA
DAN RAI
Belajar
dari Hujan
Tadi sore, usai hujan mengguyur bumi
dengan lebat, Raka dan Rai pergi ke halaman luar rumah untuk membersihkan
lantai dari cipratan air hujan yang membasahi lantai rumah mereka.
“Tadi hujannya besar banget ya,
sampai-sampai air hujannya masuk ke halaman rumah,” seru Rai sambil memegang
lap kering di tangannya.
“Hujan itu, anugrah dari Allah yang
harus kita syukuri, Nak!” ucap ibu yang mulai membersihkan lantai.
“Kenapa dibilang anugrah, Bu?
Bukannya kalau ada hujan, kita jadi ngga bebas beraktifitas di luar?” tanya
Raka bingung.
“Kata siapa jadi ngga bebas?” ibu
balik bertanya.
“Ya, buktinya ada teman sekelas Raka
yang ngga masuk sekolah gara-gara hujan,” jawab Raka.
“Kalau begitu, jangan salahkan
hujan, tapi salahkan temanmu yang tidak semangat belajar. Masa hanya karena
hujan, jadi ngga masuk sekolah? Gimana kalau hujannya turun setiap hari?” jelas
ibu yang membuat Raka semakin bingung.
“Iya ya, masa ngga masuk sekolah
terus? Jadi ketinggalan pelajaran dong,” ucap Raka sambil mengangguk-angguk
tanda mengerti dengan perkataan ibunya.
“Nah, kasihan kan , hujan malah jadi tersangka yang jelas
tak bersalah atas tindakan temanmu yang tak mau sekolah itu!” ucap ibu dengan
mimik wajah serius.
“Wah ibu, kayak polisi aja, hebat!”
seru Rai sambil tertawa yang diikuti oleh Raka. Akhirnya mereka pun tertawa
bersama-sama sambil terus membersihkan lanatai rumah.
“Oiya, tadi ibu bilang, hujan itu
anugrah dari Allah kan ?
Maksudnya gimana, Bu?” tanya Raka kembali merasa belum puas dengan jawaban
ibunya tadi.
“Iya, hujan itu anugrah yang harus
disyukuri, karena banyak manfaat dari hujan yang dapat kita rasakan. Coba, ada
yang bisa menyebutkan apa manfaat hujan itu?” terang ibu.
“Menyuburkan tanaman!” jawab Raka
cepat.
“Membahagiakan petani!” tambah Rai
tak mau kalah.
“Betul, kalau kita sebutkan, banyak
sekali manfaat dari hujan. Makanya, kita sebut hujan sebagi anugrah dari
Allah,” jelas ibu.
“Tapi Bu, kenapa banyak orang yang
tidak suka dengan turunnya hujan?” Tanya Rai sambil melirik kakaknya.
“Kalau Raka, suka hujan kok, itu
teman Raka saja yang bilang tidak suka hujan,” ucap Raka membela dirinya.
“Ya, karena banyak manusia yang
tidak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan itu. Terkadang kita suka
mengeluh saat hujan datang, tapi kita juga suka mengeluh kalau matahari
memberikan panasnya pada bumi,” jelas ibu lagi.
“Terus, kita harus gimana dong?”
tanya Raka.
“Kita belajar pada hujan, meskipun
banyak orang yang tidak suka padanya, tapi ia tetap memberi manfaat pada
manusia dengan airnya yang mampu menyuburkan tanah. Oleh karena itu,
bersyukurlah dalam semua keadaan, walau panas ataupun hujan kita bisa mengambil
banyak hikmah di dalamnya, siap?!” jelas ibu membuat senyum di wajah Raka dan
Rai terlihat indah sore itu.
“Siap!!” seru mereka bersamaan.
Usai membersihkan halaman rumah,
kebahagiaan mereka bertambah dengan hadirnya peangi yang menghiasi langit senja
itu.